Beberapa Faktor Kenapa Orang Bisa Terkena Covid-19 Lagi Meskipun Sudah Vaksin 2 Kali

JakartaSeseorang yang telah mendapat vaksin corona dosis kedua, akan mendapat kekebalan ekstra dari infection setelah dua minggu ia mendapat suntikan.

Namun, berapa lama kekebalan itu akan bertahan amat bergantung dari jenis vaksin yang disuntikkan. Belum lagi bagaimana kedisiplinan orang tersebut dalam menjalankan protokol kesehatan.

Setiap orang mungkin saja terinfeksi COVID-19 lagi walau merasa dirinya punya imun yang kuat. Sebuah penelitian di Inggris mencatat, 1 dari 500 orang dari 0,2 % populasi Inggris secara keseluruhan mengalami infeksi COVID-19 kembali setelah mereka melakuakan vaksinasi.

Penelitian tersebut telah dipublikasi di Jurnal The Lancet dengan judul 'Danger variables as well as condition profile of post-vaccination SARS-CoV-2 infection in UK customers of the COVID Signs and symptom Study application: a potential, community-based, embedded, case-control study'.

Mengutip IFL Scientific research, ada 4 gejala umum orang bisa terinfeksi virus corona jenis SARS-CoV-2 lagi meliputi: sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan dan kehilangan penciuman. Beberapa hal tersebut merupakan gejala yang sama dengan yang dialami orang yang belum divaksin.

Lantas, apa yang menjadi faktor seseorang bisa terkena COVID-19 meski sudah disuntik vaksin corona dua kali?'


Jenis vaksin COVID-19


Pertama ialah jenis vaksin yang diterima seseorang dan kemampuan setiap jenis vaksin pada pengurangan risiko relatif atau loved one danger decrease (RRR).

Pengurangan risiko relatif merupakan indikator seberapa besar vaksin dapat mengurangi risiko seseorang terkena COVID-19 dibandingkan orang yang belum dapat vaksin corona.

IFL Science mencatat, beberapa uji klinis telah dilakukan terhadap beberapa vaksin seperti Moderna mengurangi risiko seseorang terkena gejala COVID-19 sebesar 94%, sedangkan vaksin Pfizer mengurangi risiko ini sebesar 95%.

Sementara itu, Vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca punya kinerja di bawah keduanya yakni mengurangi risiko ini masing-masing sekitar 66% dan 70%.

Terkait vaksin AstraZeneca, dalam beberapa laporan, perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin ini tampaknya meningkat menjadi 81% jika jarak yang lebih panjang dibiarkan antara dosis pertama dan kedua.

Waktu sejak vaksinasi


Lamanya waktu sejak vaksinasi nampaknya juga berpengaruh dan merupakan salah satu alasan mengapa perdebatan tentang kebutuhan booster vaksin corona semakin meningkat.

Dalam sebuah penelitian pracetak berjudul 'Six Month Security and also Effectiveness of the BNT162b2 mRNA COVID-19 Injection' di Jurnal MedRxiv misalnya menunjukkan, perlindungan vaksin Pfizer dilaporkan berkurang setelah enam bulan sejak vaksinasi.

Penelitian lain berjudul 'Waning resistance of the BNT162b2 vaccine: A nationwide research study from Israel' dari Israel juga menunjukkan kemiripan dengan penelitian di atas. Peneliti mencatat kemungkinan kemanjuran vaksin jenis ini tampaknya akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu.

Varian corona SARS-CoV-2


Faktor penting lainnya adalah paparan varian infection pada tubuh seseorang. Pengurangan risiko sebuah vaksin, sebagian besar dihitung dengan cara menguji langsung vaksin terhadap bentuk asli virus corona.

Vaksin Pfizer contohnya, berdasarkan data dari Public Health England, dua dosis vaksin ini sedikit kurang protektif menghadapi varian Alfa. Vaksin ini mengurangi risiko seseorang terkena gejala COVID-19 sebesar 93%.

Saat menghadapi corona varian delta, tingkat perlindungan Pfizer turun lebih jauh menjadi 88%. Vaksin AstraZeneca juga punya kemampuan perlindungan yang berbeda terhadap varian corona yang berbeda pula.

Menurut data dari ZOE COVID Study untuk Vaksin Pfizer misalnya, kemungkinan seseorang mengalami gejala COVID-19 varian delta akan berkurang sebanyak 87 persen. Setelah empat sampai lima bulan, angka itu turun menjadi 77%.

Kekuatan imun tubuhmu


Risiko terkena COVID-19 akan bergantung pada tingkat kekebalan Anda sendiri dan faktor eksternal seperti seberapa banyak Anda terpapar infection dari seseorang. Kekebalan tubuh biasanya berkurang seiring bertambahnya usia. Kondisi medis jangka panjang juga dapat mengganggu respons tubuh terhadap vaksinasi.

Oleh sebab itu, orang yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memiliki tingkat perlindungan yang masih rendah atau imun mereka berkurang lebih cepat, meski telah divaksinasi COVID-19.

Namun jangan khawatir, sampai saat ini, vaksin masih jadi ujung tombak dalam menghambat penularan COVID-19. Di Indonesia, per Minggu (10/10) pukul 12.00 WIB sudah ada 100 juta penduduk yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

Jika dipersentasekan, maka sudah 48,11 persen dari populasi penduduk sasaran yang telah divaksin. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan remaja berusia 12-17 tahun.

Sementara itu, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan suntikan penuh dua dosis berjumlah 57.522.234 orang atau 27,62 persen.

Untuk kelompok tenaga kesehatan, sudah 1.856.314 atau 126,39 persen yang telah disuntik dua dosis. Sementara yang diberikan suntikan ketiga atau booster berjumlah 1.015.773 atau 69,16 persen. Perlu dicatat, saat ini pemberian booster masih diutamakan bagi kelompok nakes.

Pemerintah terus mengejar target 70 persen sasaran sudah divaksin corona hingga akhir tahun 2021. Target ini juga berlaku bagi tiap-tiap provinsi sehingga kekebalan komunal (herd resistance) dapat segera terbentuk.

Jika 70 persen dari 208 juta orang sasaran vaksinasi adalah 145,7 juta orang, maka pemerintah harus mengejar 45,5 juta orang sudah divaksinasi hingga akhir tahun ini. Dan akan lebih baik lagi vaksinasi dilakukan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat yang memenuhi syarat untuk divaksinasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peringatan 89 Tahun Aksi Monarki Absolut di Thailand, Demo yang di Ikuti Ratusan Orang di Bangkok

Manfaat Dari Air Kelapa Murni dan Cara Mengkonsuminya Dengan Benar

Beberapa Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Oleh Seorang Wanita Sehabis Melahirkan